- Apa Itu PPh 21 dan Dasar Hukumnya?
- Mengenal Jenis Pajak di Indonesia
- Pahami 4 Fungsi Pajak Ini!
- Apa itu Offering Letter? Begini Penjelasannya!
- Tertarik Menjadi Konsultan Pajak? Pelajari 7 Skill Ini!
- Minat Jadi Pegawai Pajak? Kuasai 4 Hal Ini!
- Ingin Jadi Konsultan Pajak? Pahami 3 Tugas Ini!
- Ini Dia 4 Kewajiban Seorang Konsultan Pajak!
- Pahami 3 Tanggung Jawab Seorang Konsultan Pajak Ini!
- Hal – Hal Mengenai Tentang Pembuatan SIUP
Siker.id - Apakah anda pernah menerima surat tagihan pajak dari DJP? yuk simak sebab-sebanya dibawah ini, agar dikemudian hari tidak terulang lagi. Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda dan berfungsi sebagai koreksi pajak terutang, sarana mengenakan sanksi kepada wajib pajak, serta sarana menagih pajak.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan pada pasal 14 disebutkan, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak apabila:
a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;
b. dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung;
c. Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda dan/atau bunga;
d. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak membuat faktur pajak atau terlambat membuat faktur pajak;
Baca juga: Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan
e. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) dan ayat (6) UndangUndang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, selain identitas pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak serta nama dan tanda tangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya dalam hal penyerahan dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pedagang eceran;
f. terdapat imbalan bunga yang seharusnya tidak diberikan kepada Wajib Pajak, dalam hal: Diterbitkankeputusan; Diterima putusan; atau Ditemukan data atau informasi, yang menunjukkan adanya imbalan bunga yang seharusnya tidak diberikan kepada Wajib Pajak;
g. terdapat jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar dalam jangka waktu sesuai dengan persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4).
Surat Tagihan Pajak diterbitkan paling lama 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak.
Dikecualikan dari ketentuan jangka waktu lima tahun yaitu:
- Surat Tagihan Pajak atas sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) diterbitkan paling lama sesuai dengan daluwarsa penagihan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah;
- Surat Tagihan Pajak atas sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (9) dapat diterbitkan paling lama 5 (tima) tahun sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan apabila Wajib Pajak tidak mengajukan upaya banding; dan
- Surat Tagihan Pajak atas sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (5d) dapat diterbitkan paling lama dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal putusan Banding diucapkan oleh hakim Pengadilan pajak dalam sidang terbuka untuk umum.
Baca juga: Mengenal Dasar Hukum PPN di Indonesia
Komentar
- Apa Itu PPh 21 dan Dasar Hukumnya?
- Mengenal Jenis Pajak di Indonesia
- Pahami 4 Fungsi Pajak Ini!
- Apa itu Offering Letter? Begini Penjelasannya!
- Tertarik Menjadi Konsultan Pajak? Pelajari 7 Skill Ini!
- Minat Jadi Pegawai Pajak? Kuasai 4 Hal Ini!
- Ingin Jadi Konsultan Pajak? Pahami 3 Tugas Ini!
- Ini Dia 4 Kewajiban Seorang Konsultan Pajak!
- Pahami 3 Tanggung Jawab Seorang Konsultan Pajak Ini!
- Hal – Hal Mengenai Tentang Pembuatan SIUP