Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp
4 Ciri Impostor Syndrome; Tak Bisa Hargai Pencapaian
Siker.id | 15 Mar 2023 14:00


Bagikan ke
Ilustrasi Impostor Syndrome (siker.id/dok. Canva)

siker.id - Impostor Syndrome adalah perasaan merasa tidak pernah cukup dan merasa tidak pantas untuk mendapatkan hal-hal baik seperti pujian, penghargaan, promosi atau segala bentuk keberhasilan. Seseorang yang mengalami sindrom ini akan selalu merasa cemas, seolah-olah suatu hari nanti orang lain akan menganggap dirinya penipu yang tidak berhak mengakui segala prestasi dan kesuksesannya. Bahkan, terkadang mereka berpikir bahwa mereka tidak secerdas, sekreatif, serta berbakat seperti yang terlihat atau diketahui orang lain. Impostor syndrome atau sindrom penipu ini banyak terjadi pada orang-orang yang ambisius dengan standar kesuksesan yang tinggi. Orang yang mengalami imposter syndrome cenderung akan terus mendorong dirinya untuk terus bekerja keras. Penyebabnya antara lain:

Baca juga: Ini dia 5 Ciri Kamu Kecanduan Kerja (Workaholic)!

1. Tidak percaya diri dan merasa tidak memiliki kemampuan yang cukup baik.

2. Terlalu perfeksionis dan takut hingga cemas jika salah atau gagal dalam mengerjakan sebuah tugas.

3. Tidak menyukai spotlight karena merasa belum pantas.

4. Menganggap keberhasilan sebagai faktor eksternal seperti kebetulan atau keberuntungan.

Baca juga: Dampak negatif dan 5 Cara Mengatasi Kecanduan Kerja

Seseorang yang memiliki ciri-ciri diatas bisa jadi tumbuh dalam keluarga yang overarchiever yang punya standar tinggi untuk mencapai suatu hal. Tanpa disadari mereka tumbuh bersama dengan pressure yang membuat mereka mencapai standar tersebut. Baginya, pencapaian sama dengan standar keluarga sehingga jika tidak sesuai standar, maka tidak akan dianggap sebagai pencapaian. Faktor lain adalah tumbuh di lingkungan yang kurang menghargai sebuah usaha sekecil apapun.

Jika perasaan ini terus menerus dibiarkan, seorang dengan sindrom ini akan kesulitan untuk menikmati kehidupan karena selalu diikuti oleh rasa kecemasan, takut gagal dan selalu merasa tidak pantas. Sindrom ini akan menghambat penderitanya untuk bahagia, bergerak maju dan percaya diri untuk menampilkan yang terbaik.

Lawan sindrom ini dengan keyakinkan diri bahwa tidak ada yang sempurna. Daripada mengerjar hasil yang sempurna, fokuslah dan nikmati prosesnya. Cobalah untuk melawan pikiran negatif dengan positive self-talk. Ceritakan hal yang dirasakan atau dialami kepada orang dekat kepercayaan agar dapat merasa nyaman dan aman tanpa takut dihakimi dapat membantu mengetahui bagaimana pandangan orang lain. Berikan penghargaan (self-rewards) kepada diri sendiri setiap mencapai sesuatu serta kenali kekuatan dan kelemahan diri. Sekian artikel ini, semoga bermanfaat!

Baca juga: Sering Pindah Kerja? Bisa Jadi Kamu Seorang Job Hopper


Editor: Devieda Putri Hidayat -

     

Komentar
Pencarian