siker.id - Dalam dunia kerja, golongan pekerja dapat dibagi berdasarkan 'warna kerah' bajunya atau biasa disebut color collar workers. Pembagian ini mempresentasikan kelompok kerja tertentu yang dibedakan menurut bidang industri tempat mereka bekerja. Mungkin kalian sudah pernah mendengar istilah blue collar atau pekerja kerah biru dan white collar untuk menyebut pekerja kerah putih. Tak hanya sebatas itu, masih banyak pekerjaan lainnya yang dibedakan sesuai warna kerah bajunya karena semakin bervariasinya jenis pekerjaan.
Pada pembahasan kali ini, kita akan mengulik lebih dalam mengenai pekerja blue collar dalam dunia kerja. Apa sebenarnya istilah blue collar dalam dunia kerja?
Apa saja pekerjaan yang terkait dengan pekerja blue collar? Simak pembahasannya sebagai berikut.
Baca juga: Apa Itu Pekerja White Collar? Ini Penjelasan Maknanya
Penjelasan Istilah Blue Collar
Blue collar atau kerah biru adalah istilah yang merujuk pada pekerjaan yang biasanya memerlukan keterampilan teknis dan tenaga fisik yang berat serta melibatkan pekerjaan manual. Pekerja blue collar seperti pekerja lapangan dan buruh mendapatkan upah atau bayaran per jam, tak sedikit pula yang diupah harian. Penggunaan istilah blue collar diambil dari warna seragam berwarna biru yang biasa mereka pakai, hal ini bertujuan agar baju mereka tidak cepat kotor ketika terkena noda saat bekerja.
Pekerja blue collar kerap kali ditugaskan di lapangan atau di lingkungan kerja yang kasar dan berbahaya. Pada umumnya, kualifikasi pendidikan yang tinggi tidak terlalu dibutuhkan dalam golongan pekerjaan ini. Namun sebagai gantinya, individu yang menjadi pekerja blue collar harus memiliki keterampilan atau keahlian yang khusus dalam bidang pekerjaan yang mereka geluti.
Kelompok kerja blue collar seringkali dikontraskan dengan golongan pekerja "white collar" yang melakukan pekerjaan non-fisik dan biasanya menempuh pendidikan tinggi seperti pekerja kantoran. Mereka dianggap menduduki status sosial yang lebih rendah dibandingkan kelompok kerja white collar.
Stereotipe ini terbentuk karena adanya kesenjangan sosial yang tinggi dimana upah yang didapatkan oleh pekerja kerah biru tidak sebanding dengan tenaga yang telah dikerahkan. Mereka mendapatkan upah yang sedikit dengan perjanjian kontrak dalam jangka waktu tertentu.
Baca juga: Beberapa Makna Associate di Berbagai Bidang Industri
Jenis-jenis Pekerjaan Blue Collar
Pekerjaan blue collar biasanya membutuhkan keahlian teknis dan tenaga kerja manual. Oleh karena itu area pekerjaannya meliputi bidang manufaktur, industri, kontruksi, pertambangan, perbaikan, pemeliharaan mesin, pengiriman barang, logistik, dan jenis pekerjaan berat lainnya.
Apa saja jenis pekerjaan blue collar? Berikut beberapa industri dengan pekerja blue collar.
1. Manufaktur
Industri manufaktur berfokus pada proses produksi, mulai dari pengolahan bahan mentah atau bahan baku sampai menjadi barang jadi yang akan dijual ataupun diekspor di pasar ekonomi. Pekerja blue collar sendiri merupakan tulang punggung dari industri manufaktur.
Mereka terlibat dalam segala aspek dari proses produksi, seperti perakitan produk, pengoperasian mesin, pengawasan kualitas produk, pengendalian mutu produk (quality control), pemeliharaan mesin, pengemasan produk, dan tugas-tugas lainnya yang dibutuhkan industri. Contoh pekerjaan blue collar dalam industri ini yaitu perakit, buruh pabrik, teknisi mesin, dan manufacturing.
2. Pertambangan
Industri pertambangan juga membutuhkan pekerja blue collar dalam menjalankan proses industrinya. Pekerjaan dalam industri pertambangan biasanya mencakup ekstraksi sumber daya alam seperti logam, batu bara, logam mulia, minyak bumi, dan mineral lainnya dari dalam bumi. Para pekerja ini akan terjun langsung ke lapangan untuk turut serta dalam proses penggalian ataupun pengawasan area tambang.
Seringkali mereka diterjunkan di area yang berbahaya sehingga dibutuhkan kewaspadaan dan keterampilan teknis yang tinggi terkait pertambangan. Pekerjaan dalam lingkup ini misalnya pengebor, penambang kontrak, millwright, dan pengawas area tambang.
3. Konstruksi
Pekerja blue collar dalam industri konstruksi terlibat secara penuh dengan mengerahkan tenaga dan fisiknya untuk melakukan pekerjaannya. Industri konstruksi biasanya berfokus pada pembangunan jalan, gedung, jembatan, apartemen, dan fasilitas infrastuktur lainnya. Pembangunan pada proyek konstruksi yang besar membutuhkan banyak tenaga kasar dari golongan pekerja blue collar dan biasanya difokuskan ke bagian tertentu.
Contoh pekerja blue collar dalam dunia kerja ini yaitu tukang bangunan, tukang besi, tukang batu, buruh harian, tukang las, dan operator alat berat.
Apapun warna kerahnya, semua pekerjaan memiliki fungsi dan kontribusinya masing-masing yang penting bagi perusahaan juga perkembangan ekonomi.
Tanpa jasa pekerja blue collar, perusahaan tidak dapat sepenuhnya beroperasi dan memenuhi tujuannya.
Sekian pembahasan mengenai istilah "blue collar" yang dijelaskan berdasarkan makna dan juga jenis-jenis pekerjaannya dalam bidang industri tertentu. Semoga pembahasan ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi tambahan. Terima kasih.