Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp
Menilik Peran Influencer di Era Digital Marketing
Siker.id | 21 Nov 2024 14:51


Bagikan ke
freepik

siKer.id - Dalam beberapa tahun terakhir, influencer telah menjadi bagian penting dari perkembangan digital. Individu dengan kemampuan mempengaruhi opini, perilaku, atau keputusan pengikutnya melalui media sosial. Hadirnya platform seperti Instagram, Tiktok, Youtube, dan Twitter membuat influencer lebih mudah dalam memainkan peran dalam pemasaran modern, hiburan, hingga kritik sosial.

Baca Juga 7 Cara Jitu Memasarkan Produk

Tapi Siapa Influencer itu?

Influencer adalah seseorang yang memiliki jumlah pengikut yang signifikan di media sosial, serta dianggap memiliki kredibilitas dalam suatu bidang tertentu. Influencer seringkali dibedakan berdasarkan jumlah pengikut media sosial mereka. Berikut beberapa jenis influencer berdasarkan jumlah pengikut;

1. Mega Influencer  : Memiliki jutaan pengikut, seperti selebritas atau tokoh besar;

2. Macro Influencer : Pengikut berkisar antara 100 ribu hingga jutaan orang, biasanya terkenal di  tertentu;

3. Micro Influencer  : Pengikut antara 10 ribu hingga 100 ribu orang, fokus pada audiens yang lebih tersegmentasi;

4. Nano Influencer   : Memiliki kurang dari 10 ribu pengikut, sering dianggap lebih otentik dan personal.

Kehadiran influencer sendiri memberikan beberapa dampak bagi perkembangan marketing di era digital ini, setidaknya ada 3 hal yang berpengaruh secara langsung;

1. Peningkatan Kesadaran Merek (Brand Awareness) : Influencer membantu merek atau brand menjangkau audiens yang lebih luas melalui promosi produk atau layanan;

2. Pemberdayaan Komunitas : Beberapa influencer memanfaatkan platform yang mereka miliki untuk menyebarkan informasi positif, seperti mendukung gerakan sosial, dan memberdayakan komunitas tertentu;

3. Inspirasi dan Hiburan: Influencer juga seringkali memberikan konten edukatif, kreatif, atau menghibur yang bermanfaat bagi pengikutnya.

Dalam digital marketing, influencer dianggap lebih efektif dibandingkan iklan tradisional karena hubungan personal yang mereka bangun dengan pengikutnya. Konsep word-of-mouth marketing diperkuat dengan kehadiran influencer, yang sering dipercaya lebih daripada iklan tradisional selama ini.

Baca Juga Peran Account Executive dalam Tim Sales

Namun, tak jarang orang yang meragukan kredibilitas bahkan hingga memberikan kritik terhadap trend influencer ini Berikut beberapa kritik yang muncul terhadap fenomena influencer;

1. Otentisitas yang Diragukan : Beberapa influencer sering dikritik karena promosi berbayar yang berlebihan tanpa kejujuran tentang pengalaman mereka;

2. Overkomersialisasi : Penggunaan media sosial yang diatur sedemikian rupa, membuat pengikut merasa seperti iklan berbayar;

3. Standar Sosial Tidak Realistis : Gaya hidup influencer membuat tekanan sosial melalui gaya hidup atau penampilan yang hedon, sehingga menciptakan kesenjangan yang sangat jauh.

Kedepannya, industri ini akan terus berkembang dengan munculnya tantangan seperti keterbukaan, etika promosi, dan perubahan algoritma media sosial itu sendiri. Peraturan yang lebih ketat dari pemerintah dan platform juga mulai diterapkan, seperti kewajiban menyertakan tagar #ad atau #sponsored untuk konten promosi.

Influencer adalah kekuatan besar di era digital, dengan potensi positif maupun negatif. Keberhasilan mereka tidak hanya ditentukan oleh jumlah pengikut, tetapi juga oleh otentisitas dan nilai yang mereka tawarkan. Di masa depan, hubungan yang lebih sehat antara influencer, merek, dan pengikut akan menjadi kunci untuk keberlanjutan fenomena ini.

Baca Juga Profit and Loss dalam Accounting Simak Penjelasannya


Reporter: Adli Mustaghfirin
Editor: -

     

Komentar