icon Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp
Prinsip Akuntansi yang Perlu Diketahui
Siker.id | 17 May 2024 15:23


Bagikan ke
ilustrasi akuntansi(siker.id/dok.freepik)

siKer.id- Prinsip-prinsip akuntansi adalah aturan dan pedoman yang digunakan oleh akuntan untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan disusun secara konsisten dan transparan. Berikut adalah beberapa prinsip akuntansi yang perlu diketahui:

Baca juga : 7 Manfaat Adanya Laporan Arus Kas

1. Prinsip Kesinambungan Usaha (Going Concern)

Mengasumsikan bahwa perusahaan akan terus beroperasi dalam jangka panjang dan tidak akan berhenti atau likuidasi dalam waktu dekat. Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa perusahaan dapat melanjutkan operasinya di masa mendatang.

2. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost)

Semua aset dicatat berdasarkan biaya perolehannya, bukan berdasarkan nilai pasarnya. Memberikan dasar yang objektif dan dapat diandalkan untuk pencatatan nilai aset.

3. Prinsip Realisasi (Revenue Recognition)

Pendapatan diakui pada saat penjualan barang atau jasa telah selesai dan risiko serta manfaat telah berpindah kepada pembeli. Pendapatan tidak boleh diakui sebelum benar-benar diperoleh.

4. Prinsip Memadankan (Matching Principle)

Beban harus dicatat pada periode yang sama dengan pendapatan yang terkait. Memastikan bahwa laporan laba rugi menunjukkan hasil yang sebenarnya dari operasi perusahaan selama periode tersebut.

5. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure)

Semua informasi yang relevan dan penting bagi pemakai laporan keuangan harus diungkapkan secara lengkap. Meningkatkan transparansi dan membantu pengguna laporan keuangan membuat keputusan yang lebih baik.

Baca juga : Simak 7 Dokumen untuk Melamar Kerja

6. Prinsip Konsistensi (Consistency)

Metode akuntansi yang digunakan perusahaan harus konsisten dari periode ke periode. Memudahkan perbandingan laporan keuangan antar periode.

7. Prinsip Materialitas (Materiality)

Informasi dianggap material jika pengabaian atau kesalahan penyajiannya dapat mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan. Fokus pada informasi yang benar-benar signifikan bagi pengguna laporan keuangan.

8. Prinsip Kehati-hatian (Prudence)

Mengakui beban dan kerugian segera setelah dapat diperkirakan, sedangkan pendapatan baru diakui ketika benar-benar terealisasi. Menghindari optimisme berlebihan dalam penyajian laporan keuangan.

9. Prinsip Entitas Ekonomi (Economic Entity)

Aktivitas keuangan perusahaan harus terpisah dari aktivitas keuangan pemilik atau entitas lainnya. Memastikan bahwa laporan keuangan hanya mencerminkan kinerja dan posisi keuangan perusahaan, bukan pribadi pemilik.

10. Prinsip Periodisitas (Time Period)

Aktivitas keuangan perusahaan harus dibagi ke dalam periode waktu yang tetap untuk tujuan pelaporan (misalnya, bulanan, kuartalan, tahunan). Memungkinkan analisis kinerja keuangan perusahaan secara periodik.

11. Prinsip Unit Moneter (Monetary Unit)

Semua aktivitas ekonomi perusahaan harus dicatat dalam unit moneter yang stabil (misalnya, Rupiah, Dolar). Memudahkan pengukuran dan pencatatan aktivitas ekonomi.

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini, akuntan dapat menyusun laporan keuangan yang lebih akurat, transparan, dan bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan.

Baca juga : Pahami 8 Hal ini Sebelum Kamu Melamar Kerja!


Editor: Safira -

     

Komentar